Rabu, 13 April 2011

Mengumpat

Mengumpat, mencaci, memaki, entah apalagi istilah untuk kelakuan serupa, merupakan reaksi emosi dari perasaan marah, kesal, kecewa yang terpaparkan melalui kata-kata negatif.

Kata-kata yang digunakan sebagai umpatan biasanya menggunakan nama hewan, anggota tubuh, profesi, silsilah seseorang, dan sebagian lagi menggunakan kalimat sumpah serapah. Melalui kata-kata umpatan yang terucap, terkadang kita dapat menilai asal usul seseorang, karena tiap daerah biasanya memiliki umpatan khasnya sendiri.

Mengapa seseorang mengumpat

Putus asa dan tak berdaya
Mengumpat adalah cara seseorang untuk membalaskan perasaan negatifnya kepada sumber penyebab kekesalannya tersebut. Ketika kontrol diri sudah tidak lagi dimiliki maka mengumpat menjadi salahsatu pilihan untuk bereaksi. Apa lagi ketika upaya - upaya yang lebih elegan tidak lagi terpikirkan oleh seseorang yang sedang merasa terzolimi. Hal ini semata mata untuk menenangkan perasaan si pengumpat itu sendiri, dengan cara mengembalikan perasaan negatifnya kepada seseorang atau sumber masalahnya tersebut.

Spontanitas
Seperti latah yang biasa dijumpai pada kaum hawa, lelaki memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan keakrabannya, salah satunya dengan cara yang aneh, yakni menggunakan umpatan. Tidak jarang ditemukan kejadian ketika dua orang sahabat bertemu, malah kata-kata umpatan yang terdengar dari mulut mereka, tentu saja disampaikan dengan disertai ekspresi yang penuh keakraban.

Sejarah umpatan paling populer di dunia
Zaman dahulu di kerajaan Inggris seseorang tidak bisa berhubungan badan tanpa mendapatkan izin tertulis dari raja (kecuali anggota keluarga kerajaan). Jadi ketika seseorang ingin memiliki keturunan, mereka akan pergi menemui raja untuk meminta izin tertulis. Sang raja kemudian memberikan semacam kartu pass yang harus digantung di daun pintu kamar ketika mereka berhubungan badan. Kartu ini bertulisan "F.U.C.K" (Fornification Under Consent of the King).

Terlepas dari dogma-dogma agama dan adat yang diyakini masyarakat umum sebagai suatu dosa, bagi orang-orang tertentu, mengumpat diperlukan agar perasaan negatif tidak menumpuk di dalam dirinya. Seperti menimbun penyakit, Perasaan negatif yang tidak pernah terkeluarkan juga akan berakibat lebih buruk untuk kesehatan mental seseorang. Jika setiap keluhan dan kekesalan selalu dipendam, suatu saat akan meledak dan berakibat lebih fatal dibanding ketika perasaan tersebut dikeluarkan secara mencicil melalui umpatan dan kemarahan sesaat, meskipun masih banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk mengeluarkan emosi negatifnya.Tetapi yang pasti kebiasaan mengumpat sangat tidak baik untuk pencintraan kita sendiri, karena orang yang mengumpat akan terlihat lemah, putus asa, tidak memiliki kuasa atas kontrol diri dan kecerdasan yang dibawah rata-rata. Hentikanlah kebiasaan mengumpat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar