Rabu, 27 April 2011

Bahasa

Bahasa merupakan sebuah pengantar bagi manusia agar dapat berkomunikasi dengan sesamanya dalam mewakilkan maksud, benda, tindakan, keadaan serta gagasan. Ada dua jenis cara berkomunikasi yang kita kenal, yakni secara verbal dan non verbal. Jika bahasa verbal dapat menunjukkan asal usul serta identitas suatu bangsa, beda hal-nya dengan bahasa non verbal yang lebih bersifat universal, bahasa tubuh contohnya.



Dalam berkomunikasi terdapat tiga komponen yang terlibat:
1. Pengirim (Sender)
2. Pesan (Message)
3. Penerima (Receiver)

Pada dasarnya ketika maksud yang hendak disampaikan oleh sang pengirim dapat diterima dan dipahami oleh si penerima maka tujuan dari berkomunikasi tersebut sudah tercapai. Dalam perkembangannya bahasa mengalami transformasi dan perubahan-perubahan menyesuaikan dengan zaman yang sedang berlangsung. Hal ini terlihat dengan begitu beragamnya jenis bahasa yang digunakan umat manusia di dunia saat ini dan juga ketika bahasa menjadi unsur utama dalam dunia sastra. Dalam politik juga bahasa memiliki peran yang teramat penting, para politikus dan pemimpin yang memahami seni berbicara dan jago dalam berorasi akan lebih mudah menarik perhatian para calon pendukungnya.

Kita mengetahui begitu banyak jenis bahasa yang digunakan di dunia ini, hampir tiap negara bahkan memiliki bahasa nasionalnya masing-masing. Di Indonesia sendiri terdapat ratusan bahasa daerah dikarenakan kemajemukan suku-suku yang ada. Bahasa mandarin merupakan bahasa yang paling banyak di tuturkan oleh manusia di dunia, di karenakan keturunan etnis tionghoa yang menduduki jumlah peringkat pertama di dunia, belum lagi keturunan mereka yang telah tersebar ke seantero penjuru dunia yang tetap menjaga kuat tradisi serta identitas bangsa mereka, termasuk bahasanya. Bahasa kedua yang paling banyak dituturkan adalah bahasa inggris, karena bahasa ini dijadikan bahasa internasional setelah keberhasilan kolonial inggris menguasai berbagai bangsa yang ada di dunia.

Penggunaan bahasa yang tepat dalam mewakilkan maksud dan tujuan berkomunikasi sangatlah dibutuhkan. Bahas latin sering digunakan di dunia science karena jenis bahasa yang satu ini memiliki sejarah yang beriringan serta dianggap memiliki suku kata yang paling kaya untuk mewakilkan penemuan-penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Begitupun penggunaan bahasa yunani dalam dunia psikologi dikarenakan dalam sejarah masa lampau banyak ditemukan literatur yang melambangkan keadan-keadaan psikologis saat ini, seperti istilah narsis yang menceritakan kisah tokoh Narcissus yang jatuh cinta terhadap dirinya sendiri dan seringkali memandangi bayangan wajahnya di permukaan danau.

Sejarah penggunaan bahasa juga memiliki cerita yang tidak kalah serunya dibanding sejarah manusia itu sendiri. Keberagaman bahasa yang ada saat ini dipercaya terbentuk karena nenek moyang manusia dahulunya hidup dalam koloni yang terpisah-pisah.  Banyak para peneliti yang beranggapan dan percaya bahwa dahulu sekali hanya ada satu bahasa yang digunakan oleh manusia, salah satu dari peneliti tersebut adalah Quentin Atkinson peneliti asal universitas Auckland, Selandia Baru. Atkinson mencoba menelusuri rekam jejak bahasa dengan cara memecah 504 bahasa ke dalam komponen terkecilnya yang disebut sebagai fonem. Fonem berasal dari bahasa Latin, phonema, yang berarti suara yang diucapkan. Penelitian menunjukkan, semakin beragamnya fonem yang dimiliki oleh suatu bahasa menunjukan bahasa itu menjadi sumber dari bahasa-bahasa lain yang lebih sedikit memiliki fonem.

Penelitiannya sampai pada kesimpulan bahwa semakin jauh sekelompok manusia berkelana dari Afrika dalam rekam jejak sejarahnya, semakin sedikit fonem yang digunakan dalam bahasa mereka. Ini mengartikan bahwa sebagaimana diprediksikan dalam studi tersebut, bahasa-bahasa di Amerika Selatan dan Kepulauan Pasifik memiliki fonem paling sedikit, sedangkan bahasa-bahasa di Afrika memiliki fonem terbanyak.

Ternyata, pola ini juga memiliki kesamaan dengan studi terhadap genetik manusia. Sebagaimana dipaparkan sebagai peraturan umum, semakin jauh seseorang keluar dari Afrika, yang dianggap secara luas sebagai asal muasal nenek moyang manusia, semakin kecil perbedaan antara individu dalam populasi kelompok individu tersebut bila dibandingkan dengan keragaman di daerah asalnya, Afrika.

Layaknya peradaban, bahasapun memiliki kesamaan dalam sejarah perkembangan manusia, ada yang tumbuh dan ada juga yang hilang. Seperti penggunaan bahasa Akkadia, Sumeria dan Sansekerta yang semakin hari semakin langka didengar telinga manusia. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu bahasa hilang dan tidak terdengar lagi oleh telinga manusia, salah satunya dikarenakan hancurnya peradaban suatu bangsa yang digantikan oleh peradaban baru karena peperangan. Faktor lain yang juga menjadi penyebab kepunahan suatu bahasa adalah karena pengaruh pertarungan budaya. Sebagian menganggap bahasa suku bangsa lain  jauh lebih baik dan keren ketimbang bahasanya sendiri, akhirnya mereka lebih ingin belajar dan memahami bahasa asing tersebut. Tentu saja alasan seperti ini terkesan konyol, tetapi fakta dilapangan membenarkan alasan-alasan seperti ini. Pendapat bijak mengatakan, janganlah minder dengan bahasa sendiri, tetapi jangan pula anti dengan bahasa asing.

Meskipun bahasa merupakan warisan peradaban yang layaknya harus dijaga dan dilestarikan oleh para penerusnya, tetapi terkadang keberagaman tersebut malah mempersulit manusia dalam menjalankan fungsi utama dari bahasa itu sendiri, yakni berkomunikasi. Banyak ditemukan kendala utama dalam komunikasi antar sesama manuisa adalah dikarenakan mereka memiliki bahasa yang berbeda. Pertanyaannya adalah apakah sebenarnya keberagaman bahasa yang ada saat ini lebih membantu atau malah mempersulit manusia dalam bersosialisasi secara global? Masing-masing dari kita tentulah memiliki pendapat yang berbeda. 

Kembali kepada poin utama penggunaan bahasa sebagai alat terpenting dalam berkomunikasi, sebaiknya kita dapat menggunakan alat tersebut "bahasa" secara bijak. Meskipun penggunaan bahasa dipercaya dapat mewakili intelegensi serta wawasan seseorang, karena ada sebagian yang percaya bahwa ketika seseorang menggunakan kosakata yang rumit serta terdengar ilmiah dapat meningkatkan reputasinya sebagai orang yang terdidik. Tetapi hal ini tidaklah  berguna ketika si penerima tidak memahami maksud dan tujuan dari pesan yang hendak disampaikan. Jadi, gunakanlah bahasa yang tepat untuk lawan bicara yang sedang kita hadapi saat itu.

[dari berbagai sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar