Selasa, 18 Januari 2011

MA' NENE, tradisi membangkitkan mayat

Pernahkan anda melihat sesosok mayat berjalan sendiri tanpa dituntun oleh siapapun? Kejadian langka ini dapat anda saksikan pada ritual ma'nene di daerah Toraja. Tetapi sayangnya tradisi ma'nene saat ini sudah sangat jarang dilakukan, karena sudah tidak banyak orang yang memiliki kemampun untuk menjalankan ritual pembangkitan mayat.

Kisah Ma`nene bermula dari seorang pemburu binatang bernama Pong Rumasek, ratusan tahun lampau. Ketika itu, dirinya berburu hingga masuk kawasan hutan pegunungan Balla. Di tengah perburuannya, Pong Rumasek menemukan jasad seseorang yang meninggal dunia, tergeletak di tengah jalan di dalam hutan lebat. Mayat itu, kondisinya mengenaskan. Tubuhnya tinggal tulang belulang hingga menggugah hati Pong Rumasek untuk merawatnya. Jasad itu pun dibungkus dengan baju yang dipakainya, sekaligus mencarikan tempat yang layak. Setelah dirasa aman, Pong Rumasek pun melanjutkan perburuannya.

Sejak kejadian itu, setiap kali dirinya mengincar binatang buruan selalu dengan mudah mendapatkannya, termasuk buah-buahan di hutan. Kejadian aneh kembali terulang ketika Pong Rumasek pulang ke rumah. Tanaman pertanian yang ditinggalkannya, rupanya panen lebih cepat dari waktunya. Bahkan, hasilnya lebih melimpah. Kini, setiap kali dirinya berburu ke hutan, Pong Rumasek selalu bertemu dengan arwah orang mati yang pernah dirawatnya. Bahkan, arwah tersebut ikut membantu menggiring binatang yang diburunya.

Pong Rumasek pun berkesimpulan bahwa jasad orang yang meninggal dunia harus tetap dimuliakan, meski itu hanya tinggal tulang belulangnya. Maka dari itu, setiap tahun sekali sehabis panen besar di bulan Agustus, setiap penduduk Baruppu selalu mengadakan Ma`nene, seperti yang diamanatkan leluhurnya, mendiang Pong Rumasek.

TRADISI : MA'NENE...
tradisi mengganti baju mummi/jenazah dengan ilmu mistik jenazah berdiri dan berjalan sendiri tanpa dituntun
tak boleh ada tangisan atau sapaan
dilakukan setelah panen padi..
tradisi ini memudar setelah mereka memeluk agama
tinggal sedikit yang bisa melakukannya dan membantu keluarga berkomunikasi dengan arwah leluhur mereka
jaman dahulu jenazah berjalan puluhan km menuju pemakamannya
sayangnya tidak semua orang toraja pernah melihat ini.


Disunting dari berbagai sumber  

2 komentar:

  1. terimakasi gan atas informasinya,,
    tapi serem juga yaa .. !! he

    BalasHapus
  2. serem gan, di daerah saya gga ada yang kaya gini an , pengen tapi takut .. !! hehe

    BalasHapus