Lebah
Terapi lebah dimulai di daratan Tiongkok dan Timur Tengah, khususnya Mesir. Pengobatan tradisional di Tiongkok memiliki umur ribuan tahun sebelum pengobatan modern mulai bangkit di Eropa. Salah satu bentuk modifikasi akupunktur yang populer di dunia saat ini adalah dengan menggunakan jarum sengatan lebah madu yang disebut bee acupuncture ("tusuk sengat lebah").
bisa lebah mengandung melitin, adolapin dan MCD-peptida yang berfungsing sebagai anti peradangan. Dalam dunia kedokteran rematik biasa disembuhkan dengan obat anti peradangan yaitu kortisol yang mempunyai efek samping negatif. Tetapi dengan sengatan lebah, tubuh kita dirangsang untuk memproduksi kortisol sendiri sehingga aman. Kortisol adalah hormon yang mampu menekan proses radang di dalam tubuh.
Di Austria seorang dokter bernama Dr PhilipTerc, mengunakan sengatan lebah selama 40 tahun dalam menyembuhkan penyakit arthritis dengan tingkat keberhasilan 80%.
Terapi lebah sebenarnya bukan hanya sengatan lebah tetapi merupakan kombinasi semua produk lebah seperti madu, bee pollen, royal jelly , propolis dan racun lebah.
Lintah
Kita bisa merinding dibuatnya jika mendengar binatang yang satu ini. Namun, jangan paranoid dulu karena lintah mempunyai khasiat yang sangat berarti untuk mengobati penyakit seperti diabetes, jantung, migrain, saraf terjeping, sinusitis, cedera otot dan penyakit darah kotor.
Penyakit yang paling banyak disembuhkan dengan terapi lintah ini adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung, kebocoran jantung, pembengkakan jantung dan migrain.
Bapak Alie terapis lintah yang ditemui detikhealth, Minggu 12 Juli 2009 mengatakan “Lintah dapat meregenerasi syaraf yang mati sehingga terapi ini sangat bagus untuk mengobati penyakit syaraf dan kardiovaskuler, jadi tidak semua penyakit bisa sembuh dengan terapi lintah.” Lintah yang dipergunakan untuk terapi ini adalah lintah jenis Medicinalis yang berasal dari hutan atau sungai di daerah Aceh, karena di daerah tersebut lintah ini masih steril, sedangkan lintah yang terdapat di sawah ataupun lumpur sudah tidak steril lagi. Bisa juga menggunakan lintah Medicinalis yang telah diternakkan.
Pada terapi ini prosesnya adalah dengan menempelkan 2 lintah di titik-titik yang menjadi pusat penyakit tersebut selama setengah sampai satu jam, lalu lintah tersebut dilepas dan pasien akan diberikan ramuan herbal untuk menunjang penyembuhan. Pada saat lintah tersebut ditempelkan, maka lintah akan mengeluarkan lendir yang berguna untuk meregenerasi saraf, mengeluarkan darah kotor dan menyembuhkan penyakit, dalam hal ini tidak ada minyak lintah karena 99% tubuh lintah terdiri dari air atau lendir.
“Biasanya untuk penderita jantung bisa sembuh secara total dengan 16 kali terapi sedangkan untuk migrain sebanyak 8 kali terapi, namun pasien akan merasa lebih baik setelah 3-4 kali terapi,” ujarnya.
Selain penyakit tersebut, terapi lintah ini juga bisa menyembuhkan kanker namun dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi, bisa mencapai berbulan-bulan tergantung dari keadaan penyakit kanker tersebut.
“Semua orang bisa melakukan terapi lintah kecuali anak-anak di bawah usia 7 tahun dan ibu hamil, karena pada prosesnya ada pengeluaran darah yang takutnya bisa menyebabkan komplikasi pada ibu hamil tersebut,” ujar terapis yang berpraktek di Grogol Jakarta ini.
Tidak ada pantangan dalam melakukan terapi lintah ini tapi setelah sembuh sebaiknya pasien tetap menjaga pola hidup yang sehat, pola makan yang baik dan tetap berolahraga dengan teratur.
Ikan Garafura
Garafura yang habitat aslinya Turki, mulanya hidup di air laut kemudian dipindahkan dalam kolam air tawar, juga termasuk jenis ikan yang berkarakter agresif, jika anda nyemplung dalam kolam maka anda akan langsung diserbu oleh ikan ini. Jumlahnya sangat banyak, hingga tidak terhitung berapa ikan yang mematuk kaki Anda. Nah, itu karena ribuan ikan sedang memakan kulit mati pada kaki. Seperti pada kaki yang halus kapalan dan kutu air. Sehingga, jangan kaget jika Anda baru pertama kali mencobanya, melihat ribuan ikan yang melesat laksana lintah itu memang sedikit menakutkan, jangan segera terburu-buru melompat dari kolam, pasrah saja. Begitu kulit dipatuki ribuan ikan, sensasi kenikmatan laksana dipijat pun mulai menjalar. Kendati dipatuk ribuan garafura, tidak sedikit pun rasa sakit atau perih disekujur tubuh , yang ada hanya sensasi geli kala garafura mematuki sel kulit mati dan parasit yang menempel disekujur tubuh. Merendam kaki dalam kolam air yang telah berisi ikan memberi sensasi baru yang memadukan air dan gigitan ikannya. Namun, perlu diingat terapi ini tidak boleh lebih dari 30 menit. Pasalnya, bila terlalu lama berendam di air, kulit akan melunak. Patukan ikan juga merangsang terbukanya simpul-simpul syaraf dan peredaran darah.Maka,badanpun menjadi rileks dan segar.
ikan ini memakan bagian tertentu dari tubuh kita, yaitu kulit mati. Manfaatnya cukup banyak. Selain membuat rileks, membantu melancarkan peredaran darah, merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan membuat kulit menjadi halus. Ikan yang disebut juga Doctor Fish ini sudah dikenal lebih dari 100 tahun berkat kemampuan terapinya. Ikan-ikan tersebut bekerja dengan memakan lapisan epidermis kulit kita yang sudah mati. Pijat refleksi dengan menggunakan ikan-ikan yang ditaruh didalam kolam bisa menjadi alternatif mengisi hari luang ditengah penat kerja. Relaksasi sekarang ini kian menjadi kebutuhan. Kebanyakan orang menggemarinya karena dapat membantu menghilangkan stres bahkan menurunkan tekanan darah. Metode yang digunakan adalah beberapa bagian tubuh Anda akan ''dipatok''ikan. Intinya, terapi ini menggunakan ikan yang mirip mujair.Pangjangnya tidak lebih dari 4 cm atau kira-kira sebesar jari kelingking orang dewasa.
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar