Kamis, 08 September 2011

Idealisme sampai mati

Tidak dipungkiri lagi bahwa bumi ini disesaki oleh orang-orang yang bersifat pragmatis dan oportunis. Entah karena terbawa suasana alam fana atau karena dorongan sifat mempertahankan hidup yang terlampau kuat. Dari sekian banyak penduduk bumi tersebut, rupanya masih ada meski sejumput, manusia yang memiliki idealisme tinggi yang dipegangnya hingga nyawa terlepas dari raga.

Karena langka, menjadikannya melegenda

Seperti kisah Hoegeng, mantan kapolri di era 60an. terkenal akan sifatnya yang jujur dan berani menghadapi segala tantangan yang ada disekitar jabatan super strategisnya. Bahkan di akhir hayatnya beliau belum juga memiliki rumah pribadi karena kemampuan ekonomi yang terbatas.

Di India, bapak perdamaian dunia Mahatma Gandhi yang akhirnya ditembak mati karena pemikirannya yang disalahartikan. Meski sadar bahwa dunia tak akan pernah damai, tetap saja beliau mencoba menyalakan lilin harapan perdamaian yang menerangi semesta sepeninggal hayatnya.

Atau kisah aktifis wanita asal Amerika yang membela perdamaian di tanah Palestina, Rachel Corrie. Dia meregang nyawa dibawah roda baja buldozer milik Israel ketika bersikukuh membela keyakinannya akan hak asasi manusia.

Mungkin kisah tragis mereka diangap bodoh oleh sebagian manusia. Tapi apa jadinya ketika orang-orang seperti mereka sudah tidak tersisa lagi di antara kita? Pastilah saat itu kita semua “manusia” sudah hampir binasa karena keserakahannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar