Minggu, 01 Mei 2011

Kisah sukses para pengusaha bidang Tambang dan Energi

Kisah sukses John D. Rockefeller

John Davison Rockefeller atau biasa disingkat dengan John D. Rockefeller, Sang RAJA MINYAK dari USA (Amerika Serikat). Lahir pada 9 Juli 1839 di sebuah desa pertanian miskin dekat Ricford, New York, Amerika Serikat dan meninggal dalam usia 98 tahun pada 23 Mei 1937, di Ormond Beach, Florida, Amerika Serikat.

John D. Rockefeller merupakan pendiri dan pemilik perusahaan pengilangan minyak bernama Standard Oil, Ia mendirikan Standard Oil Company pada tahun 1870, mencetak miliaran Dolar sebelum perusahaan ini dibubarkan oleh pemerintah karena monopoli dan saat ini Standard Oil dikenal dengan nama lain yaitu perusahaan minyak EXXON yang kabarnya merupakan satu-satunya perusahaan pengilangan minyak di Amerika Serikat. 

Dalam berbisnis pada awalnya John D. Rockefeller merupakan salah satu tokoh pebisnis hitam dan ditakuti. Perusahaannya, Standard oil, mengontrol 90% dari industri minyak Amerika dan ia tidak disenangi karena akan membuat pesaing-pesaingnya bangkrut lalu membeli asetnya dari kreditor.

Tetapi yang membuat ia sangat menakutkan adalah keyakinan absolut terhadap apa yang dilakukannya adalah yang paling benar meskipun harus menghalalkan segala cara. Bahkan unjuk rasa para karyawannya dalam menuntut upah dan standar kerja yang lebih layak ditanggapi dengan jalan kekerasan. Terdapat beberapa orang dari pengunjuk rasa tewas terbunuh pada saat sedang menjalankan aksinya. Layaknya seorang gembong mafia, tentu saja Rockefeller tidak tersentuh hukum. Tetapi lama kelamaan dia merasakan kegelisahan dalam hidupnya. Berbagai penyakit mulai mendera tubuhnya, setelah mendatangkan berbagai dokter ahli, mereka menyimpulkan bahwa sumber segala penyakit yang diderita Rockefeller berasal dari batinnyanya. Akhirnya Rockefeller memutuskan untuk menjadi seorang filantropi. Sejak itu kondisi kesehatannya semakin membaik.

Rockefeller sering sekali menggunakan kekayaaan Standard Oil untuk membuat kelangkaan minyak yang akhirnya membuat pesaing datang padanya. Rockefeller melihat bahwa persaingan yang keras sebagai praktek menghancurkan yang akan menguntungkan konsumen lebih banyak daripada menghancurkan bisnis tersebut. Rockefeller melihat bahwa keuntungan lebih besar dapat diraih melalui, yang sekarang disebut, skala ekonomi. tetapi ia juga harus diingat sebagai pebisnis yang menekankan riset dan pengembangan, mengurangi limbah beracun, dan menyalurkan keuntungan ke tangan konsumen.

Siapa yang tidak mengetahui PBB, sebuah lembaga yang bertugas menciptakan perdamaian di seluruh dunia. Apa hubungan John D. Rockefeller dengan PBB? Tanpa sumbangan Rockefeller Foundation mungkin United Nation (PBB) tidak akan pernah ada! Bahkan, dana operasi awal sampai tanah tempat markas PBB berpijak adalah sumbangan dari Rockefeller Foundation.

Dunia mencatat bahwa Rockefeller pernah menyumbangkan kekayaannya senilai 800 juta Dolar AS. Pada masanya angka itu merupakan sumbangan terbesar dalam sejarah dunia sebelum akhirnya dikalahkan oleh nilai sumbangan dari Warren Buffett.

Kisah Sukses Laksmi Mittal

Lakshmi Narayan Mittal (juga dikenal dengan Lakshmi Niwas Mittal; lahir 15 Juni 1950) adalah seorang miliarder industrialis India yang tinggal di London. Dia adalah pemimpin dari Mittal Steel Company NV, yang merupakan produsen baja terbesar di dunia. 

Kecewa dengan birokrasi yang sulit dalam membangun usaha di India, ia tiba di Indonesia1976 dan mendirikan perusahaan baja bernama PT. Ispat Indo di Waru, Jawa Timur. Ia kemudian menjadi sukses dengan membeli pabrik-pabrik baja yang merugi dan mengubahnya menjadi pabrik-pabrik yang berhasil. Saat ini Mittal memiliki pabrik baja di seantero dunia, diantaranya Kazakhstan, Jerman, Polandia, Norwegia, Cheko, Meksiko, Perancis hingga Kanada.

Di Ingris ayah dari dua orang anak tersebut mendirikan Mittal Steel dengan menggabungkan Ispat Internaional NV dan LNM Holding NV, serta mengakuisisi perusahaan baja di AS yang menjadikannya kelompok bisnis baja terbesar dunia. Bahkan hampir saja Ia mengakusisi Krakatau Steel, perusahaan baja Indonesia, tetapi rencana ini akhirnya gagal setelah mendapat kritikan keras dari rakyat Indonesia.

Tetapi semua kekayaan yang didapatkannya saat ini melalui peroses kerja keras puluhan tahun. Pada awalnya Mittal merupakan warga India Miskin yang terlahir di daerah Sadulpur, Churu, bagian dari Rajastan. Saat kecil Ia dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang dihuni oleh 20 orang. Mereka hanya tidur di lantai, yang kadang beralaskan rotan. Untuk memasak, mereka membuat perapian dari tumpukan batu bata di belakang rumah yang dibangun oleh kakeknya.

Segala penderitaan yang dialaminya ketika kecil membuat Mittal bertekat untuk berubah menjadi lebih baik. Kemudian Ia ikut ayahnya pindah ke Calcutta. Di sana ayahnya - Muhan, bermitra dengan salah satu sahabatnya dalam membangun usaha yang bergerak dalam bidang baja. Inilah yang mengawali Mittal berhubungan dengan dunia baja. Dari usaha yang dibangun ayahnya tersebut, kehidupan mereka mulai membaik. Laksmi Mittal-pun dapat memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan tinggi di St. Xavier's Collage Calcutta. Mittal dapat membuktikan bahwa hasil dari pendidikannya selama ini tidaklah sia-sia. Dengan pengetahuan dan pergaulannya yang luas Dia berusaha mengembangkan usaha keluarganya tersebut, hal ini dibuktikannya ketika tahun 1976, Ia membeli sebuah perusahaan yang nyaris bangkrut di Indonesia. Semenjak itu kerajaan bisnisnya semakin berkembang hingga seperti yang kita kenal saat ini.

(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar