Minggu, 10 April 2011

Obyektifitas

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan obyektif dan bagaimana agar kita dapat menjadi personal yang lebih obyektif dalam menyikapi informasi dan permasalahan yang sedang kita hadapi sehingga dapat menemukan solusi yang lebih baik.

Bagi para penggemar permainan catur, tentunya anda pernah mengalami kejadian serupa "penonton yang sering berkomentar tentang bagaimana semestinya permainan berjalan", meskipun menjengkelkan, tetapi seringkali pendapat penonton tersebut benar. Apa makna yang tersembunyi dari kejadian tersebut? Lantas apakah pengamat tersebut lebih pintar ketimbang pemain? 

Jawabannya tentu tidak, Yang menyebabkan pendapat dari para pengamat di luar permainan menjadi lebih baik karena jarak pandang terhadap obyek masalah yang sedang dihadapi berada pada posisi yang pas untuk memberikan penilaian yang lebih obyektif. Bukan sekedar jarak yang dapat dikukur dalam satuan meter tetapi lebih pada jarak keterlibatan secara emosional.

Jika kita terlalu dekat dengan obyek, hampir dapat dipastikan nilai-nilai kebenaran yang kita miliki menjadi semakin berkurang. Bayangkan jika anda melihat sebuah mobil dari jarak 2 cm, bisa dipastikan anda tidak akan dapat menebak jenis mobil apa yang ada di hadapan anda. Begitupun jika anda terlalu dekat dan terlibat pada suatu permasalah, maka akan semakin menyulitkan anda untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

Pribahasa semut di seberang lautan tampak jelas sedangkan gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, sangat mewakili interpretasi tentang makna obyektifitas.

Lalu bagaimana agar kita dapat menjadi lebih obyektif?

Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang subyektif tetapi tentu saja banyak yang tidak menyadarinya dan beranggapan selalu dapat bersikap lebih rasional dan obyektif. Sebagai mahluk sosial yang saling tergantung dengan keberadaan orang lain, sebaiknya kita bisa lebih menyadari bahwa pada dasarnya memang kita membutuhkan masukan dan kontribusi dari pihak luar untuk mendukung segala usaha-usaha perbaikan kualitas diri yang sedang kita jalani.

Itulah mengapa terkadang kita membutuhkan nasehat dan masukan dari orang lain tentang masalah yang sedang kita hadapi. Tetapi bagaimanapun seperti contoh permainan catur di atas, keputusan dan hak untuk merubah susunan pada bidak catur tetap berada pada anda sebagai pemain.

Jadi kesimpulannya bahwa obyektifitas sangat terkait dengan keberagaman wawasan informasi yang kita miliki dan jarak pandang kita terhadap obyek, semakin banyak kita bergaul dan belajar mengenai berbagai hal, semakin obyektif pula penilaian yang dapat  kita berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar